Monday, April 6, 2015

LABEL BUAH-BUAHAN

LABEL BUAH-BUAHAN
Siapapun, khususnya bagi yang suka beli buah pasti sering melihat ada label kecil yang menempel pada setiap buah-buahan yang dijual, baik di supermarket maupun di gerai-gerai buah di pinggir jalan. Di label itu selalu tertulis angka-angka yang sebetulnya merupakan kode yang sangat berarti bagi pembeli, terlebih bagi pengonsumsi buah tersebut.
Kenapa demikian?
Kode-kode angka itu merupakan informasi bagi calon pembeli untuk mengetahui apakah buah-buahan itu hasil penanaman secara organik atau tidak organik. 
Tentunya konsumen yang ingin menjaga kesehatan akan memilih yang organik.
Untuk bisa tahu arti dari angka-angka itu, di bawah ini ada beberapa contoh label yang biasa menempel pada buah-buahan. 
- 3017   : Pears, konvensional, tidak organik.
- 4454   : Jeruk, konvensional, tidak organik.
- 84032 : Melon, Semangka, konvensional, tidak organik, dan modifikasi genetis.
- 84011 : Pisang, konvensional, tidak organik, dan modifikasi genetis.
- 94011 : Pisang, organik.
- 93308 : Melon, Semangka, organik.
Label pada buah tersebut pada dasarnya terdiri atas 4 atau 5 angka
Nah, sekarang Anda perlu mengingat tiga hal sederhana di bawah ini :
*Empat angka: konvensional, tidak organik.
*Lima angka dimulai angka 8: konvensional, tidak organik, dan modifikasi genetis.
*Lima angka dimulai angka 9: Organik.

Perlu Anda ingat kembali bahwa konvensional itu artinya ditanam dengan pupuk berbasis petroleum dan pestisida.
Sedangkan modifikasi genetis artinya telah direkayasa, bukan alamiah lagi, ya semacam buah frankeinstein.
Buah yang menjadi contoh di atas merupakan buah impor, tetapi tidak semua buah impor ada labelnya, begitu juga buah lokal.
Berdasarkan label tersebut dapat disimpulkan buah berlabel 5 angka dengan 9 didepan adalah buah paling sehat.
Hindari yang berlabel 5 angka dg angka 8 diawal. Apalagi buah2an dg label 4 angka penuh racun.
Sumber Indonesia bertanam.com
Silahkan di copas. Ini penting utk kesehatan kita.
Semoga bermanfaat
Wasallam, Mimuk Bambang Irawan
Jakarta, 6 April 2015

No comments:

Post a Comment